Saturday, August 28, 2010

Kepastian Cinta

Hargailah wanita yang bernama ibu dan isteri kepada dirimu wahai kaum lelaki.

I was reading this note of a dearest friend of mine after sahur. Hope it will inspire you as much as it did to me.

I was watching tv after sahur. And the show was about a woman who greeted her husband from work with a sour face. She was angry because she feels/thought her husband would marry some other woman. I love the conversation made between the two.

Husband: Senyumlah sikit..

Wife: Saidatina Aisyah ada senyum kah masa Rasulullah kan kawin lagi?

The husband stayed quiet, while the wife repeats the same question again.

Husband: Tiada yang meriwayatkan bahawa Saidatina Aisyah senyum ketika Rasulullah ingin bernikah lagi. Tetapi yang pastinya Saidatina Aisyah menerima hakikat bahawa Rasulullah ingin bernikah lagi.

Wife: Jadi kamu menerima poligami yang di praktis Rasulullah? Kamu ingin bernikah lagi?

Husband: Astaghfirullah. Kenapa kamu curiga amat?

Wife: Kerana aku mencintai kamu lebih dari kamu mencintai aku.

And then a door-to-door salesperson came and the husband went out. The salesperson was selling the books that was written by the husband.

Husband: Kenapa aku mesti membeli apa yang aku punya?

Salesperson: Kadang kalanya kita harus membeli walaupun kita tahu kita yang punya.

Husband suddenly thinks about his wife. Maybe I must also buy her heart punya look on his face.

Husband: Bolehkah kita membeli kepercayaan isteri..?

Salesperson: ooo.. itu kita tidak boleh membelinya. Wanita ini memang lumrahnya curiga. Kita harus menjual apa yang disukainya.

Husband: apa?

Salesperson: Janji.

Then the husband went in and talked to his wife.

Husband: sorry ya. Hanya kamulah yang ada di hatiku.

Wife: *sarcastic* ooo terima kasih yaa. Suweet banget deh kamu. *rolls her eyes*

Husband: Kenapa kamu? Sudah aku serius, kamu bercanda.

Wife: okeh. Aku serius ni. Aku menghargai janji kamu.

Husband smiles and stood from his seat.

Wife: tetapi sorry saja tidak mencukupi. Kamu harus bicara sama KaLila (the girl that the wife was curiga of) bahawa kamu TIDAK akan menikahinya.

Husband: Kenapa aku harus bicara seperti itu? Gila apa? Kamu kejam sungguh ya.

Wife: Semua yang memiliki akan tampak lebih kejam kerna ingin melindungi apa yang dimilikinya.

Husband went out to masjid and talked to the imam.

Imam: Eh aneh banget sih. Kenapa kamu tidak bicara saja sama KaLila.

Husband: Gila!

Imam: Atau kamu masih membuka pintu kamu untuk mencintai.

Husband: Pintu aku sudah tutup!

Imam: Kamu yakin pintu kamu sudah tutup. Kamu tidak kunci barangkali.

Imam: Masih buka sedikit barangkali. Untuk di intip? *smiles knowingly*

Husband: Arrghh!

Imam: Kamu akan sibuk nanti.

Husband: kenapa?

Imam: Kamu memang pandai mencintai tapi tidak pandai memiliki. Kamu akan sibuk nanti kerana akan lahir wanita2 yang cantik dan kamu akan terus mencintai.


[Blackbuterfly]

No comments: